Kecaman ke Pandji Pragiwaksono Imbas Candaan Singgung Adat Toraja

8 hours ago 3
Jakarta -

Komika Pandji Pragiwaksono menuai kecaman usai cuplikan penampilannya beredar luas di media sosial. Dalam video itu, Pandji dianggap menyinggung adat dan tradisi masyarakat Toraja karena candaannya yang dinilai tidak pantas.

Dirangkum detikcom, Selasa (4/11/2025), kecaman itu bermula dari beredarnya potongan video, di mana Pandji melontarkan materi stand up comedy yang menyebut banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksakan diri menggelar pesta kematian. Masih dalam materi stand up comedy yang sama, Pandji juga menggambarkan jenazah keluarga yang belum dimakamkan dibiarkan terbaring di ruang tamu, tepat di depan televisi.

"Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal makaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya," ujar Pandji dalam video tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan banyak yang ga punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu. Ini praktik umum. Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV di ruang tamu gitu. Kalau untuk keluarganya sih biasa aja ya, tapi kalau ada yang bertamu kan bingung ya. Nonton apapun di TV berasa horor," lanjut Pandji disambut tawa penonton.

PMTI Sesalkan Adat Jadi Bahan Lelucon

Candaan itu pun menuai sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya, Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar, Amson Padolo, yang menyayangkan materi komedi Pandji.

"Kami sangat menyayangkan seorang tokoh publik berpendidikan seperti Pandji menjadikan adat Toraja sebagai bahan lelucon," kata Amson seperti dikutip detikSulsel, Senin (3/11).

Amson mengatakan ada dua hal dalam materi stand up comedy Pandji yang melukai hati masyarakat Toraja. Salah satunya yakni menilai masyarakat Toraja jatuh miskin karena pesta adat.

"Ada dua hal yang membuat kami terluka. Pertama, pernyataannya bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena pesta adat. Kedua, anggapan bahwa jenazah disimpan di ruang tamu atau depan TV. Itu tidak benar dan sangat menyinggung," tegasnya.

Amson menyampaikan praktik menyimpan jenazah dalam tradisi Toraja tidak dilakukan sembarangan. Jika keluarga belum memiliki rencana menggelar Rambu Solo atau upacara kematian khas Toraja, maka jenazah akan disemayamkan di ruang khusus bukan di ruang tamu seperti yang disampaikan Pandji.

"Sementara, kalau keluarga memang belum mampu, akan ada kesepakatan bersama untuk memakamkan. Tidak pernah ada yang menaruh jenazah di depan TV," terangnya.

Amson menuntut Pandji bertanggung jawab moral untuk berhati-hati dalam setiap pernyataannya. Dia menuntut Pandji meminta maaf.

"Kami menuntut Pandji meminta maaf secara terbuka. Ini bukan hanya soal satu suku, tapi pelajaran bagi semua pihak agar tidak seenaknya mempermainkan budaya orang lain, sekalipun dalam konteks humor," ungkapnya lagi.

Desak Minta Maaf

Kecaman lainnya juga datang dari Anggota DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan I Ashabul Kahfi. Dia mendesak Pandji meminta maaf buntut menyinggung adat Toraja, Rambu Solo.

"Saya meminta Saudara Pandji menyampaikan klarifikasi terbuka dan permohonan maaf kepada masyarakat Toraja, serta berdialog langsung dengan PMTI, tokoh adat, dan pemerintah daerah," kata Ashabul Kahfi kepada wartawan, Senin (3/11).

Ashabul Kahfi mengatakan klarifikasi tetap dibutuhkan meskipun video yang viral di media sosial merupakan tayangan lama. Menurutnya, hal itu dilakukan supaya tak membuat publik salah paham.

"Jika pun materi itu rekaman lama yang baru viral, dampaknya terjadi hari ini, karena itu klarifikasi tetap diperlukan agar tidak memperpanjang salah paham," ungkapnya.

Anggota Komisi IX DPR RI ini mengatakan isu kemiskinan tak bisa direduksi menjadi 'soal pesta adat'. Ia menyebut pernyataan stigma terhadap suatu budaya berisiko melukai hati masyarakat di daerah tersebut.

"Ada aspek struktural, akses pekerjaan layak, perlindungan sosial, literasi keuangan, dan kesehatan masyarakat, yang harus kita jawab dengan kebijakan dan edukasi, bukan dengan stigma terhadap budaya yang memiliki nilai gotong royong dan penghormatan kepada leluhur. Narasi yang menyederhanakan masalah justru berisiko melukai dan memecah belah," ungkapnya.

Akan Undang Pandji untuk Klarifikasi

Hal yang sama diungkapkan oleh Anggota Komisi I DPR RI Frederik Kalalembang. Dia menyayangkan dan menunggu keterangan resmi dari Pandji.

"Kalau benar video tersebut, sangat disayangkan karena bisa merembet ke mana-mana. Apalagi dijadikan guyonan atau olok-olokan. Kita tunggu saja keterangan resmi dari yang bersangkutan," kata Frederik kepada wartawan, Senin (3/11).

Anggota DPR RI dapil Sulawesi Selatan III ini mengatakan akan mengundang Pandji Pragiwaksono untuk meminta klarifikasi. Ia menegaskan tak ada orang Toraja yang menjadi miskin lantaran menggelar upacara adat.

"Rencananya saya akan mengundang yang bersangkutan untuk klarifikasi apa sebenarnya yang dimaksud, supaya tidak salah penafsiran bagi orang yang awam. Tidak ada orang Toraja menjadi miskin karena menghargai leluhurnya dan memegang teguh adat," kata Frederik.

"Kalau dikatakan horor, itu karena melihat sepihak. Apakah orang tua kita yang ada di rumah menantikan acara pelepasan harus ditakuti? Tentu tidak," sambungnya.

Bupati Torut Minta Pandji Kenali Adat Toraja

Bupati Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), Frederik Victor Palimbong juga turut mengecam materi stand up Pandji. Dia mengaku tersinggung oleh candaan Pandji dan memintanya melakukan riset tentang budaya Toraja.

"Ini sesuatu yang benar-benar menyinggung kami orang Toraja. Jadi ini harus menjadi pembelajaran dan perenungan bagi pekerja seni, khususnya pelawak atau komika," kata Frederik, seperti dilansir detikSulsel, Senin (3/11).

Frederik menyebut budaya di Indonesia sangat dihargai hingga ada kementerian khusus yang menaunginya. Karena itu, ia menyayangkan jika budaya justru dijadikan bahan candaan.

"Di Indonesia ada Kementerian Kebudayaan, itu menunjukkan penghargaan yang tinggi terhadap budaya, maka jangan jadikan budaya bahan lelucon," tegasnya.

Frederik lalu menantang Pandji datang langsung ke Toraja Utara. Ia mengundang Pandji untuk mengenal budaya Toraja secara langsung agar tidak salah lagi dalam penyampaian.

"Kami di Toraja Utara mengundang Pandji ke Toraja Utara supaya lebih mengenal budaya Toraja daripada keliru menyampaikan. Saya siap mengajak berkeliling, tidak benar bahwa kami seram. Ajak komika untuk tahu budaya Toraja yang sebenarnya," imbuhnya.

(amw/fas)


Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |