Jualan Gold Card Rp83 Miliar untuk Jadi Warga AS, Trump Pede Lunasi Utang USD36 Triliun

6 hours ago 5

loading...

Presiden Donald Trump percaya, dapat melunasi utang nasional Amerika USD36 triliun (Rp603.022 triliun) dengan membebankan biaya kepada imigran kaya USD5 juta untuk mendapatkan gold card. Foto/Dok

JAKARTA - Presiden Donald Trump percaya, dia dapat melunasi utang nasional Amerika senilai USD36 triliun (Rp603.022 triliun) dengan membebankan biaya kepada imigran kaya sebesar USD5 juta untuk mendapatkan visa gold card. Dengan memilikinya, para imigran ini punya hak istimewa green card untuk membuka jalan pintas mendapatkan kewarganegaraan.

Sebelumnya Presiden Trump membuat pengumuman dadakan di Kantor Oval dengan, mengatakan kepada wartawan: "Ingat kata-kata ini 'gold card..'"

Presiden berencana, mengumumkan kebijakan terbaru seputar visa gold card saat menandatangani perintah eksekutif. Presiden Donald Trump, akan menjual gold card kepada warga asing sebagai jalan pintas meraih kewarganegaraan Amerika Serikat seharga USD5 juta atau sekitar Rp83 miliar (dengan kurs Rp16.750 per USD).

Belum ada rincian tentang apa yang akan diperlukan untuk bisa mendapatkan gold card tersebut. Namun Trump mengatakan: "Orang-orang kaya akan datang ke negara kita dengan membeli kartu ini. Mereka akan menjadi kaya, dan mereka akan menghabiskan banyak uang dan membayar banyak pajak dan mempekerjakan banyak orang,".

"Kami pikir ini akan sangat sukses, dan (itu) belum pernah dilakukan sebelumnya atau semacamnya — tetapi itu adalah sesuatu yang akan kami keluarkan selama beberapa minggu ke depan,".

Gold card akan menggantikan program visa EB-5 Amerika yang ada, yang mengharuskan investor asing untuk menjanjikan modal USD1.050.000 untuk perusahaan komersial yang ada ditambah USD800.000 untuk bidang pekerjaan yang ditargetkan.

"Program gold card baru yang lebih mahal akan menarik "warga global kelas dunia yang luar biasa," kata Menteri Perdagangan, Howard Lutnick.

Ia juga menambahkan, bahwa individu yang membeli kartu itu masih harus melalui proses pemeriksaan. Presiden Trump mengatakan dia juga membayangkan perusahaan membeli kartu untuk mempertahankan individu berbakat, yang menjadi aset.

"Perusahaan akan membayar untuk mendapatkan orang. Sejak hari ini Anda lulus dari Wharton School of Finance, atau Harvard, atau Stanford, atau perguruan tinggi mana pun, dan tidak ada yang tahu apakah Anda bisa pergi dan bekerja untuk sebuah perusahaan,"

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |