Jakarta -
Ipda Kadek Sumerta tak hanya menjalankan tugasnya sebagai polisi, tapi dia juga mengabdikan dirinya menjadi pembina Yayasan Bhakti Senang Hati. Yayasan yang terletak di Gianyar, Bali, ini menaungi dan memberdayakan penyandang disabilitas.
Cerita pengabdian Ipda Sumerta disampaikannya saat berbincang dengan detikcon, Senin (1/9/2025). Ipda Sumerta diusulkan Polda Bali dalam program Hoegeng Corner 2025.
Saat bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Siangan pada 2017 lalu, Ipda Sumerta awalnya melakukan kunjungan ke rumah-rumah warga. Dari kunjungannya itu, dia menemukan Yayasan Bhakti Senang Hati, yang pada saat itu belum banyak orang yang kenal. Sumerta lalu masuk ke yayasan tersebut dan bertemu dengan warga penyandang disabilitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ipda Kadek Sumerta Foto: Dok Ist
Karena keterbatasan interaksi dengan polisi, warga tersebut awalnya takut dengan kehadiran Sumerta yang mengenakan seragam polisi. Namun lambat laun, Sumerta pun bisa menjelaskan kehadiran dirinya di sana yaitu untuk menampung keluh kesah dan masalah dari warga.
"Kita coba jelaskan, bahwa kita di sana tugas sebagai Bhabin, menyampaikan kalau ada keluh kesah atau masalah bisa disampaikan ke kami sebagai Bhabin," ujar Sumerta.
Seiring berjalannya waktu, Sumerta juga mulai memberikan materi belajar kepada para remaja di yayasan tersebut, seperti pengenalan huruf dan angka. Dia mendorong anak-anak di sana yang belum mempunyai ijazah sekolah untuk mengambil paket C.
"Karena setiap hari saya datang ke sana, akhirnya mereka senang, maka saya lanjut mengajar baca tulis," ujar dia.
Ipda Kadek Sumerta Foto: Dok Ist
Sumerta menjelaskan, yayasan tersebut didirikan oleh Putu Suryati pada sekitar tahun 2015. Untuk biaya operasional sehari-hari, yayasan tidak memiliki donatur tetap.
"Mereka cari sendiri dengan menjual lukisan karena ada beberapa warga yang bisa melukis, menjual kerajinan, terus bantuan-bantuan dari relawan, bantuan dari masyarakat, bantuan dari instansi," imbuh dia.
Yayasan tersebut membina sekitar 90 penyandang disabilitas yang tidak tinggal di asrama. Secara total ada sekitar 110 orang, dengan rincian 90 orang tinggal di luar dan 20 orang menetap di dalam yayasan.
"Yang di asrama hanya mereka masih lajang, yang sudah berkeluarga tidak," ujar Sumerta.
Bagi penyandang disabilitas yang tinggal di luar asrama, Sumerta membina mereka agar dapat mengembangkan peluang kerja melalui komunitas penyedia layanan wisata dengan motor roda tiga. Untuk itu, dia bekerja sama dengan agen-agen perjalanan di sekitar yayasan.
"Setelah saya cek mereka legalitas tidak punya, khususnya SIM. Mereka tidak paham apa yang harus mereka perhatikan khususnya keselamatan di jalan, sepeda motornya seperti apa. Di sana saya bina mereka menyiapkan motor yang layak dan safety, terus untuk SIM saya mencoba mencari informasi syarat kepemilikan SIM untuk mereka yang difabel itu seperti apa, setelah saya tahu saya bina akhirnya dari 98 anggota difabel yang ada di bawah naungan yayasan, 40 sekian sekarang sudah memiliki SIM, memiliki legalitas," ujar Sumerta.
Tak hanya itu, Sumerta juga mendatangkan relawan untuk mengajarkan warga memasak, mengenalkan kesenian, hingga memanfaatkan lahan yayasan untuk berkebun.
Sumerta kini menjabat sebagai Kanit Reskrim Polsek Tampaksiring, Polres Gianyar. Sejak mengemban jabatan tersebut dua tahun lalu, Sumerta hanya melakukan pembinaan terhadap Yayasan Bhakti Senang Hati.
"Kalau pada saat kita jadi Bhabin banyak program saya, termasuk peduli lansia, anak-anak yatim piatu, tapi setelah saya lulus perwira yang bisa saya lanjutkan hanya pembinaan saja, jadi tidak bisa karena keterbatasan waktu, kalau kami kembali ke program yang lain, karena lingkup kerja dan juga wilayah yang kita backup itu harus menyesuaikan," ujar dia.
Alasan Sumerta ikut membina dan membantu yayasan itu berangkat dari rasa keprihatinan. Menurutnya, penyandang disabilitas di sana kerap seolah diabaikan. Dari situlah ia merasa perlu berbuat sesuatu agar keberadaannya di tempat bertugas memberikan manfaat.
Sumerta juga mencoba membantu lewat publikasi kegiatan yayasan di media sosial. Dari situ, banyak orang mulai mengetahui yayasan itu, bahkan ada relawan yang datang langsung untuk mendukung kegiatan mereka.
(knv/aud)