loading...
Tiga negara musuh AS tidak terkena tarif impor Trump. Foto/X/@WhiteHouse
WASHINGTON - Terdapat sejumlah negara musuh Amerika Serikat yang tidak terkena tarif impor Trump. Salah satunya adalah Rusia.
Diberitakan sebelumnya, pemerintahan Presiden Donald Trump di Amerika Serikat mengumumkan penerapan tarif impor sebagai bagian dari kebijakan proteksionisme ekonomi. Kebijakan ini ditetapkan untuk lebih dari 180 negara, termasuk Indonesia.
Meski tarif ini berdampak besar pada banyak negara, beberapa ada yang mendapatkan pengecualian dan terhindar dari beban tarif tambahan. Di antaranya bahkan terbilang sebagai musuh dari AS sendiri. Siapa saja?
Negara Musuh AS yang Tidak Terkena Tarif Impor Trump
1. Rusia
Rusia tidak muncul dalam daftar negara yang menghadapi tarif timbal balik Amerika Serikat di era Trumo. Hal ini tentu memunculkan banyak pertanyaan mengingat status Moskow sebagai musuh AS.
Melansir Reuters, saat ditanya alasan Rusia tidak ada dalam daftar, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengungkap bahwa pihaknya tidak banyak berdagang dengan Rusia. Selain itu, Kremlin juga sudah dikenai sanksi terlebih dahulu atas tindakannya menginvasi Ukraina.
Menurut data yang dirilis pemerintah AS, perdagangan barang antara Rusia dan Amerika Serikat mencapai $3,5 miliar tahun lalu. Padahal, di tahun 2021 atau setahun sebelum invasi Rusia ke Ukraina, perdagangan barang mencapai $36 miliar.
Senada, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt mengatakan bahwa Rusia tidak dimasukkan karena tidak ada perdagangan yang berarti dengan mereka. Kemudian, sanksi yang selama ini diberlakukan kepada Kremlin juga terbilang sangat berat dan masih terus berlaku.
2. Korea Utara
Lanjut, ada Korea Utara. Melihat ke belakang, negara yang dipimpin Kim Jong Un ini juga dikenal sebagai salah satu musuh Amerika Serikat.
Bicara soal tarif impor baru Trump yang ramai diperbincangkan, Korea Utara justru tidak masuk daftar negara yang dikenai kebijakan tersebut. Hal ini diketahui dari rilis yang dilakukan Gedung Putih beberapa waktu lalu.
Mengutip Anadolu, Korea Utara sebagaimana Rusia tidak masuk daftar karena sudah lebih dulu menerima sanksi dan tarif tinggi dari AS. Artinya, tidak diperlukan lagi penambahan tarif sebagaimana diberlakukan untuk negara lain.
“Mereka (Korea Utara dkk) sudah menghadapi tarif yang sangat tinggi dan sanksi yang kami kenakan sebelumnya menghalangi perdagangan yang berarti dengan negara-negara ini," ungkap seorang pejabat Gedung Putih kepada Anadolu dengan syarat anonim, dikutip Jumat (4/4).