Harga Beras Dunia Turun Drastis karena Indonesia Tak Impor Tahun Ini?

5 hours ago 3

loading...

Khudori, Pengurus Pusat PERHEPI, Anggota Komite Ketahanan Pangan INKINDO, Pegiat Komite Pendayagunaan Pertanian dan AEPI. Foto/Dok.SindoNews

Khudori

Pengurus Pusat PERHEPI,
Anggota Komite Ketahanan Pangan INKINDO,
Pegiat Komite Pendayagunaan Pertanian dan AEPI

DI LINI masa muncul pemberitaan ihwal harga beras di pasar dunia turun drastis. Harga beras turun 42%: dari USD650 per ton tahun lalu sekarang USD340 per ton. Ini terjadi karena Indonesia tidak impor beras seperti dua tahun terakhir. Diberitakan harga beras di pasar dunia naik tinggi ketika Indonesia mengimpor beras hingga 4,5 juta ton di 2024 dan tahun ini harga terjun bebas karena RI tidak impor beras.

Benarkah informasi itu? Merujuk data Bank Dunia dan Index Mundi, harga tertinggi beras Thailand broken 5% dari 2021 hingga November 2025 terjadi di Januari 2024: USD660 per ton. Harga di November 2025: USD368 per ton.

Artinya harga saat ini lebih rendah 44% ketimbang Januari 2024. Secara umum, pada periode yang sama harga beras di pasar dunia turun drastis. Beras Vietnam (broken) 5% turun dari USD625,5 per ton jadi USD359,8 per ton. Hal serupa terjadi pada beras Pakistan 5% dan India 5%.

Harga beras dunia yang rendah saat ini merupakan bagian dari fluktuasi berulang. Sebelum pandemi Covid-19 (Januari 2017-Desember 2019), rerata harga beras Thailand 5% sekitar USD412,53 per ton, selama dan setelah pandemi Covid-19 (Januari 2020-Desember 2024) rerata harganya USD506,77 per ton, dan selama 2025 rerata harganya mencapai USD403,67 per ton.

Pada tiga periode yang sama, harga beras Vietnam 5% masing-masing sebesar USD373,76 per ton, USD472 per ton, dan USD381,61 per ton.

Data-data menunjukkan apabila tidak ada goncangan pasokan-permintaan harga beras global sekitar USD400-an per ton. Sebaliknya, apabila ada goncangan pasokan, harga beras akan terdorong naik. India, eksportir beras dunia dengan pangsa sekitar 40%, beberapa kali melakukan pembatasan ekspor beras ke pasar dunia. Baik pada saat pandemi Covid-19 maupun setelahnya.

Sebagai eksportir nomor satu dunia, langkah India itu berdampak langsung pada harga beras di pasar dunia: harga beras meroket.

Data FAO dan Bank Dunia menunjukkan, harga ekspor beras untuk kualitas patahan 5% di semua negara eksportir sepanjang 2025 konsisten menurun. Di India harga ekspor beras broken 5% sepanjang tahun ini turun 19%. Pada periode yang sama, harga beras ekspor patahan 5% asal Thailand, Amerika Serikat, Uruguay, dan Pakistan masing-masing turun 17,6%; 20,7%; 31,4%; dan 22,3%.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |