loading...
Najwa Shihab menghadiri Generasi Campus Roadshow Bandung 2025 di ruangan Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB, Bandung, belum lama ini. Foto: Ist
BANDUNG - Najwa Shihab membuka refleksi yang dekat dengan kegelisahan banyak anak muda yakni perjalanan menemukan passion tidak selalu lurus, tidak selalu jelas, dan hampir selalu dipenuhi keraguan. Hal itu diungkapkannya di hadapan 3.000 mahasiswa yang memenuhi ruangan Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB, Bandung, belum lama ini.
Menurut dia, justru di ruang-ruang ragu itulah kesempatan sering muncul asalkan cukup peka dan cukup berani untuk menangkapnya. “Momen penting dalam hidup tidak pernah datang secara kebetulan. Momen itu diusahakan, dicari, dan diambil kesempatannya. Jadi walaupun saat ini kita mungkin sedang mengerjakan sesuatu yang bukan sesuai passion, temukan kesempatan atau percikan itu, lalu diusahakan agar terus menjadi sesuatu yang dicintai. Karena passion adalah sesuatu yang kita cintai, yang dapat membuat kita terus menyalakan api di dalam diri. Karena pada akhirnya kita melakukan sesuatu bukan tanpa alasan, tetapi karena dorongan rasa ingin tahu yang kita jaga agar tetap hidup,” ungkap Najwa.
Baca juga: Profil Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab
Dalam Generasi Campus Roadshow Bandung 2025, dia menyampaikan tentang keberanian mencoba banyak hal baru. Dia menceritakan momen saat dirinya mencoba magang menjadi jurnalis.
Dia membaca iklan pembukaan magang di salah satu stasiun televisi nasional dari sebuah majalah. Saat dia berhasil lolos seleksi magang dan ternyata setelah magang selama tiga bulan, dia jatuh cinta dengan profesi jurnalis.
Peluang itu akan selalu ada baik dicari atau diciptakan. Persoalannya setelah didapat apakah tetap dianggap penting. Sepanjang itu tetap menjadi prioritas dan dianggap penting, maka pasti kita akan sungguh-sungguh dan selalu meluangkan energi, waktu, dan pikiran.
Namun, memang ada kalanya hidup memang berada dalam persimpangan, tidak semua kondisi bisa leluasa menjalani passion. “Kalau berada di momen persimpangan, satu-satunya cara adalah dihadapi. Pilihannya adalah saya biasanya ambil yang manfaatnya lebih banyak untuk banyak orang. Karena tidak semua kondisi itu ideal. Misalnya ada yang memilih untuk kerja korporat karena menjadi tulang punggung keluarga sehingga menunda passion yang ingin dijalani. Namun pada akhirnya passion tetap bisa diciptakan dan ditemukan,” ujar Najwa.


















































