Jakarta -
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan peran budaya adalah pilar utama kebangkitan Indonesia di kancah dunia. Fadli menegaskan pentingnya mempromosikan kekayaan budaya Indonesia sebagai modal nasional, sekaligus memperkenalkan visi 'Indonesian Wave' sebagai kekuatan budaya yang mendunia.
"Jika piramida Mesir hanya berusia sekitar 5.000 tahun, maka lukisan di Leang-Leang ini jauh lebih tua," ungkap Fadli Zon dalam keterangannya, Rabu (22/1/2025).
Hal itu dikatakan dalam Dialog Budaya yang digelar di Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Fadli meresmikan Taman Arkeologi Leang-Leang yang berada di Maros, Sulawesi Selatan. Taman Arkeologi yang berada di Pangkep dan Maros ini berisi 700 lebih lukisan-lukisan purba yang diperkirakan berusia lebih dari 52.000 tahun.
Taman Arkeologi Leang-Leang merupakan destinasi wisata kelas dunia. Menteri Fadli menekankan, hasil penelitian terbaru telah memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat peradaban awal dunia. Taman Arkeologi ini menjadi bukti kuat bahwa Indonesia memiliki peradaban tertua di dunia.
Menteri Fadli mengajak masyarakat untuk menemukan kembali identitas nasional Indonesia. Ia menyoroti bagaimana budaya dapat menjadi kekuatan lunak (soft power) yang mendorong kemajuan bangsa.
"Reinventing Indonesian identity adalah langkah penting untuk mengokohkan posisi Indonesia sebagai superpower di bidang budaya," ujarnya.
Menurutnya, kekayaan budaya Indonesia, dengan 718 bahasa daerah dan 1.340 kelompok etnis, tidak hanya mencerminkan keanekaragaman, tetapi juga menunjukkan kekuatan luar biasa yang jarang dimiliki negara lain.
Terinspirasi oleh fenomena global seperti Korean Wave dan Japanese Wave, Menteri Fadli Zon menggagas Indonesian Wave sebagai upaya memperkenalkan budaya Indonesia ke panggung dunia.
"Kita harus memiliki strategi kebudayaan yang jelas dan kuat, melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, komunitas budaya, dan seluruh elemen masyarakat," tegasnya.
Ia juga mengapresiasi kekayaan budaya yang dimiliki Sulawesi Selatan, khususnya lukisan purba dan berbagai ekspresi seni tradisional lainnya, yang dinilainya mampu menjadi ikon promosi budaya nasional.
Menteri Fadli menyoroti pentingnya konstitusi dalam memajukan kebudayaan nasional. Ia mengutip Pasal 32 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara harus menjamin pelestarian dan pengembangan budaya di tengah peradaban dunia.
"Ini adalah perintah konstitusi, bukan hanya wacana," katanya.
Meski optimistis, Fadli Zon juga mengingatkan bahwa kurangnya kepercayaan diri dalam mempromosikan budaya menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia.
"Arkeolog kita sering kali ragu untuk mengklaim fakta bahwa kita adalah peradaban tertua di dunia. Ini harus diubah," tegasnya.
Ia menutup pidatonya dengan menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan visi kebudayaan nasional yang kuat.
"Kita harus membangun narasi yang kuat, mengedepankan literasi budaya, dan menjadikan budaya sebagai landasan karakter bangsa," pungkasnya.
(ega/ega)