Jakarta -
Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor membahas penataan layanan angkutan perkotaan (Angkot) eksisting. Pembahasan soal penataan itu penting sebelum beroperasinya bus dengan skema membeli layanan atau buy the service (BTS) rute ke kawasan Puncak.
Pertemuan itu berlangsung di Ruang Kerja Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, pada Selasa (21/1). Plt Kepala BPTJ Suharto menyampaikan pada rute Cibinong - Ciparigi - Warung Jambu masih banyak terdapat angkutan kota dan pedesaan yang jumlahnya ribuan.
Tidak hanya itu dari Ciawi sampai dengan Cisarua atau Puncak terdapat kurang lebih 450 angkot. Angkot tersebut memiliki izin dari Provinsi Jawa Barat dan melayani angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prinsip kita adalah menggeser layanan angkutan tersebut, bukan menggusur. Layanan angkutan umum dengan skema BTS yang sifatnya trunk line atau layanan langsung akan maksimal manakala feeder nya berupa angkot telah tertata dengan baik", ungkap Suharto, dalam keterangannya, Rabu (22/1/2025).
Menurut Suharto, angkot-angkot tersebut belum terdistribusi dengan baik. Sehingga, diperlukan mitigasi, kesiapan feeder serta penataan jaringan trayeknya.
"Teman-teman dari provinsi dan kabupaten tengah melakukan penataan. Jika penataan ini selesai akan didiskusikan kembali langkah selanjutnya," jelas Suharto.
Diketahui, layanan BTS merupakan salah satu upaya pemerintah pusat untuk menghadirkan angkutan umum massal yang modern di perkotaan. BTS mempunyai Standar Pelayanan Minimal yang tinggi dan teknologi yang canggih. Pengguna bisa memonitor perjalanan secara realtime dengan menggunakan sistem pembayaran non tunai (cashless).
Untuk menghadirkan layanan BTS, Suharto menambahkan pemerintah daerah harus memastikan unsur teknis tersedia dengan baik dan mengurangi dampak sosial yang timbul.
"Kami terus mendorong setiap daerah untuk mempersiapkan wilayahnya dengan baik sehingga penyediaan layanan BTS dapat terselenggara dengan lancar dan pada akhirnya dapat memperbaiki layanan transportasi perkotaan," kata Suharto.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, menyampaikan Pemerintah Kabupaten Bogor tengah dipersiapkan kajian-kajian untuk mendukung pengoperasian bus BTS.
"Salah satunya adalah kelayakan park and ride, kesiapan koridor dari Cibinong menuju Ciparigi dilanjutkan dari Ciparigi ke Ciawi dan dari Ciawi menuju Puncak, lokasi pemberhentian atau bus stop serta penataan rest area", ungkap Ajat.
Pemkab Bogor minta diberi waktu yang lebih panjang untuk bisa mempersiapkan hal ini diharapkan hasil yang didapatkan nantinya dapat lebih baik.
"Usulan ini akan kami ajukan kembali dan akan didorong pada tahun depan," kata Ajat.
(aik/jbr)