BNPT: Keberagaman Harus Dijaga Sebagai Perekat Bangsa

3 hours ago 3

Jakarta -

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar dialog kebangsaan. Dalam dialog tersebut mengungkap bahwa keberagaman di Indonesia bukan ancaman, tetapi kekuatan besar bangsa.

"Keragaman justru harus dijaga sebagai perekat bangsa. Namun bangsa multikultural seperti Indonesia rawan disusupi konflik, terutama jika ada pihak yang menjadikan agama sebagai pembenaran untuk melakukan kekerasan," ujar Direktur Pencegahan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Prof. Dr. Irfan Idris, MA. dalam keterangannya, Rabu (17/9/2025).

Hal itu diungkapkan Irfan dalam Dialog Kebangsaan yang digelar di Wonogiri, Jawa Tengah, Senin (15/9). Irfan mengajak para tokoh agama menjadikan keberagaman sebagai benteng melawan radikalisme.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan terorisme merupakan penyimpangan ajaran agama lantaran menanamkan kecurigaan antarumat, merusak harmoni sosial, dan mengancam masa depan bangsa.

"Dialog lintas agama seperti yang digelar BNPT berkolaborasi dengan Komisi XIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) penting untuk menghancurkan sekat-sekat prasangka. Dengan demikian, perlu memperkuat hubungan, menyatukan hati, dan membangun rasa percaya, sebagai cara paling ampuh melawan propaganda radikal," jelasnya.

Irfan menambahkan, Indonesia merupakan rumah besar bagi semua keyakinan, sehingga perbedaan tidak untuk diseragamkan, melainkan dijalani sebagai anugerah.

"Al-Qur'an jelas menyebut manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal, bukan saling curiga. Semua agama pun menekankan cinta kasih, perdamaian, dan keadilan," tuturnya.

Sementara itu anggota Komisi XIII DPR Hamid Noor Yasin menyebut keamanan, ketenteraman, dan kesejahteraan adalah syarat dasar kebahagiaan bangsa. Menurutnya, melawan terorisme dan menghapus kemiskinan harus menjadi tanggung jawab bersama.

Hamid menegaskan jika rasa aman dan kesejahteraan terjaga, maka hal tersebut merupakan indikator keberhasilan bangsa.

"BNPT punya peran, tapi ini bukan hanya tugas BNPT. Semua elemen bangsa harus berkolaborasi," ungkap Hamid.

Dialog Kebangsaan tersebut diselenggarakan bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan ormas keagamaan, yang diikuti lebih dari 200 peserta. Acara ini dihadiri narasumber dari akademisi, aparat, hingga eks anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang merupakan mitra deradikalisasi.

(ega/ega)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |