loading...
Sekjen NATO desak Presiden Ukraina berdamai dengan Donald Trump. Foto/X
LONDON - Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte telah meminta pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky untuk memperbaiki hubungan dengan Presiden AS Donald Trump setelah terjadi pertikaian sengit di Gedung Putih.
Pertemuan antara Trump dan Zelensky pada hari Jumat, yang digambarkan Rutte sebagai "tidak menguntungkan" dalam sebuah wawancara dengan BBC pada hari Sabtu, awalnya direncanakan untuk menyelesaikan perjanjian mineral. Pertemuan itu meningkat menjadi pertikaian yang menegangkan.
Pemimpin Ukraina itu menegaskan bahwa Washington harus meningkatkan dukungannya untuk Kiev daripada memposisikan dirinya sebagai mediator netral dengan Moskow. Trump mengkritik Zelensky atas apa yang ia anggap sebagai kurangnya rasa terima kasih atas bantuan Amerika dan keengganan untuk membuat konsesi guna menyelesaikan konflik dengan Rusia.
Apa Motivasi Sekjen NATO Desak Zelensky Berdamai dengan Trump?
1. Mengutamakan Masa Depan Ukraina
Konfrontasi tersebut menyebabkan acara hari itu dipersingkat, dengan presiden AS dilaporkan mengusir tamunya dari Gedung Putih. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menggambarkan pertemuan itu sebagai "kegagalan," dengan Trump memberi tahu Zelensky untuk kembali ketika dia "siap untuk mengejar perdamaian."
"Saya berkata: Saya pikir Anda harus menemukan cara, Vladimir yang terhormat, untuk memulihkan hubungan Anda dengan Donald Trump dan pemerintahan Amerika. Itu penting untuk ke depannya," kata Rutte, merujuk pada panggilan teleponnya dengan Zelensky pada hari Jumat.
2. Tanpa Bantuan Militer AS, Ukraina Akan Hancur
Dia mengingatkan Zelensky tentang dukungan yang diberikan oleh pemerintahan Trump, khususnya penyediaan senjata anti-tank Javelin pada tahun 2019, yang sangat penting dalam pertahanan Ukraina ketika konflik meningkat pada tahun 2022. Tanpa Javelin, "Ukraina tidak akan ada di mana pun," kata Rutte.
Pemimpin NATO menekankan pentingnya mengakui bantuan dari AS, yang tetap menjadi donor terbesar Kiev. AS telah memberikan bantuan militer senilai USD65,9 miliar sejak 2022, menurut unggahan Departemen Luar Negeri AS pada 20 Januari 2025.
Baca Juga: Efisiensi Tanpa Henti, Menggelorakan Revolusi Sayap Kanan
3. Perlu Mengapresiasi Apa yang Dilakukan AS
“Kita benar-benar harus memberikan penghargaan kepada Trump atas apa yang telah dilakukannya saat itu, apa yang telah dilakukan Amerika sejak saat itu, dan juga apa yang masih dilakukan Amerika,” kata Rutte.
Perdebatan sengit Trump-Zelensky telah memicu beragam reaksi internasional. Para pemimpin Eropa, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, menegaskan kembali dukungan mereka untuk Ukraina.
Sebaliknya, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mendukung sikap Trump, memuji upaya perdamaiannya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut pertemuan itu sebagai “kegagalan politik dan diplomatik total” oleh pihak Ukraina.
(ahm)