Apa itu Deepfake? Dipakai Jadi Modus Penipu Catut Prabowo

1 week ago 12

Jakarta -

Bareskrim Polri mengungkap kasus penipuan deepfake yang mengatasnamakan nama-nama pejabat tinggi dengan modus pemberian bantuan pemerintah. Apa itu deepfake?

"Deepfake adalah teknologi berbasis kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI) yang digunakan untuk membuat video, gambar, atau audio palsu yang terlihat atau terdengar sangat nyata," kata Dirtipidsiber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Adji dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2025).

"Deepfake dapat memanipulasi gambar atau video sehingga terlihat seperti seseorang melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain sebagai hiburan, Himawan mengatakan, deepfake juga dapat disalahgunakan untuk penyebaran informasi palsu yang merugikan orang.

"Deepfake sering digunakan untuk hiburan, tetapi juga dapat disalahgunakan untuk penyebaran informasi palsu yang merugikan orang," ujar Himawan.

Berikut ulasan lebih lanjut tentang deepfake.

Apa itu Deepfake?

Di era serba digital ini, terkadang hal nyata dan palsu sulit dibedakan. Salah satu penyebab utamanya adalah teknologi deepfake.

Dilansir situs Kominfo Kota Bogor, deepfake adalah teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mampu membuat video atau audio palsu dengan akurasi luar biasa. Teknologi ini menggunakan algoritma deep learning untuk menganalisis video dan gambar seseorang, kemudian menciptakan versi tiruan yang dapat disinkronkan dengan gerakan dan ekspresi wajah. Hasilnya sering kali nyaris tak terdeteksi, membuatnya semakin sulit dibedakan dari yang asli.

Berikut beberapa bentuk ancaman deepfake terhadap publik/masyarakat.

  1. Penyebaran Disinformasi
    Deepfake memudahkan pembuatan berita palsu yang sulit dibedakan dari fakta, memicu kebingungan dan konflik sosial.
  2. Pencemaran Nama Baik
    Video atau audio palsu sering digunakan untuk menyerang reputasi individu, termasuk tokoh publik dan masyarakat umum.
  3. Ancaman Privasi dan Keamanan
    Teknologi ini bisa disalahgunakan untuk penipuan identitas, pelanggaran privasi, dan akses ilegal ke data pribadi.
  4. Krisis Kepercayaan Publik
    Sulitnya membedakan konten asli dan palsu menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap media dan informasi.

Cara Kerja Deepfake

Menurut BBC, deepfake dapat digunakan untuk bersenang-senang, atau bahkan untuk penelitian ilmiah, tetapi kadang-kadang digunakan untuk menyamar sebagai orang, seperti politisi atau pemimpin dunia, untuk secara sengaja menyesatkan orang.

Dengan menggunakan kecerdasan buatan, deepfake dapat meniru suara dan fitur wajah seseorang. Teknologi ini menggunakan rekaman audio suara seseorang untuk membuatnya mengatakan hal-hal yang mungkin tidak pernah dikatakan orang tersebut. Ia dapat menirukan gerakan wajah seseorang dari video mereka, atau bahkan hanya gambar wajah mereka.

Banyak video atau gambar deepfake yang terlihat sangat aneh, sehingga mudah dikenali sebagai tiruan. Namun, terkadang video atau gambar tersebut terlihat sangat nyata sehingga sulit dibedakan apakah itu asli atau palsu.

Masih mengutip BBC, berikut beberapa tips untuk mengenali deepfake.

  • Perhatikan Fitur Tubuh
    Perhatikan jari-jari dan wajah orang dalam video. Apakah matanya terlihat seperti di gambar lain?
  • Cek Fakta
    Kapan orang-orang mengklaim bahwa foto atau video ini diambil? Apakah cuacanya sesuai dengan hari atau lokasinya?
  • Perhatikan Gerakan
    Apakah orang tersebut tampak seperti sedang bergerak seperti kartun, bukan orang sungguhan? Apakah suaranya sedikit seperti robot, bukan orang?

Siber Bareskrim Polri Bongkar Kasus Deepfake Catut Prabowo

Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri membongkar sindikat penipuan atau deepfake menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang mengatasnamakan pejabat negara. Satu pelaku berinisial AMA (29) ditangkap.

"Tersangka AMA membuat video yang memanfaatkan teknologi deepfake mengatasnamakan pejabat negara dalam bentuk video dengan isi konten penawaran bantuan pemerintah kepada masyarakat yang membutuhkan. Tersangka membuat dan menyebarluaskan video deepfake di berbagai platform media sosial," ungkap Dirtipidsiber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Adji dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2025).

Himawan menyebut tersangka membuat deepfake mencatut Presiden Prabowo Subianto, Wapres Gibran Rakabuming Raka hingga Menkeu Sri Mulyani. Polisi menyebut AMA menjalankan aksinya dengan mencantumkan nomor WhatsApp agar korban menghubungi pelaku dan melakukan transfer uang.

"Dengan harapan ada calon korban yang menghubungi. Kemudian diarahkan oleh tersangka untuk mengikuti pengisian pendaftaran penerima bantuan," jelas Himawan.

"Setelah itu korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang dengan alasan biaya administrasi dan kemudian akan terus dijanjikan pencairan dana oleh tersangka hingga korban mentransfer kembali, walaupun sebenarnya dana bantuan tersebut tidak pernah ada," sambungnya.

(kny/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |