Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melayat ke rumah duka Arif Budimanta di Rawamangun, Jakarta Timur. Ia mengenang Arif sebagai sosok aktivis sekaligus teknokrat yang mengabdikan ilmunya hingga akhir hayat.
"Kita semua berduka, almarhum Arif Budimanta adalah teman, sahabat yang memiliki rekam jejak aktivitas, aktivisme sejak masa kuliah. Sejak kuliah di IPB sampai akhir hayatnya beliau adalah seorang aktivis," kata Anies di Kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (6/9/2025).
Menurut Anies, kiprah Arif yang merupakan mantan staf khusus (stafsus) Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ini tidak pernah lepas dari pendekatan teknokratik. Ia menilai analisis ekonomi yang dibuat Arif selalu berpihak pada masyarakat sekaligus berbasis ilmu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ketika berada di dalam wilayah politik pun beliau lebih seperti teknokrat karena selalu menggunakan pendekatan teknokratik. Pengamatan ekonomi yang beliau buat selalu mencerminkan keberpihakan, menggunakan ilmu, dan artikulatif," ujarnya.
Anies menyebut bangsa Indonesia kehilangan sosok yang konsisten mengabdikan diri dengan ilmu dan aktivisme. Ia meyakini semua kebaikan Arif akan menjadi amal jariah.
"Jadi kita semua kehilangan pengabdiannya akan dicatat dengan tinta emas. Kami yakin almarhum wafat dalam husnul khotimah InsyaAllah menjadi catatan pahala panjang semua jariahnya," tuturnya.
"Dan kami mendoakan keluarga diberikan kekuatan ketabahan melewati masa yang penuh tantangan ini," imbuhnya.
Arief Budimanta berpulang pada usia 57 tahun. Arif yang lahir di Medan pada 15 Maret 1968 itu dikenal sebagai ekonom Indonesia. Dalam karier politiknya, Arif tercatat pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI pada 2009-2014 dan Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan di MPR RI.
Ia juga tercatat pernah menjadi Senior Advisor Menteri Keuangan pada 2014-2016; Tim Ahli Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 2014-2019; Dewan Direktur Indonesia Eximbank 2015-2020.
Dan tak lain, Arif juga pernah menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Presiden ke-7 RI Jokowi pada 2016-2019.
Selain itu, Arif juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Megawati Institute; Wakil Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia 2007-2012; Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah; Dewan pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).
(bel/jbr)