Jakarta -
Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University menggelar reuni besar. Kegiatan ini menjadi salah satu sorotan dalam rangkaian Pesta Rakyat Alumni IPB Pulang kampus (PRA IPK) 2025.
Dalam keterangan yang diterima, Rabu (24/12/2025), kegiatan ini digelar di kampus FPIK IPB, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/12). PRA IPK berlangsung pada 18-21 Desember 2025 dan menjadi bagian dari rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) IPB University, dengan agenda utama pemilihan Ketua Umum Alumni Dewan Pengurus Pusat (DPP) IPB University periode 2025-2029.
Di lingkungan FPIK, reuni tersebut dikemas dalam Side Event HA C, agenda resmi Himpunan Alumni (HA) FPIK IPB University. Kode 'C' merujuk pada identitas Fakultas Perikanan dalam sistem penamaan fakultas di IPB University.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dekan FPIK IPB Fredinan Yulianda mengemukakan pentingkan kolaborasi antara almamater dan alumni untuk dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang adaptif dan eligible. Ketua HA C IPB University, Nunung Jamilah, menegaskan pentingnya peran alumni sebagai kekuatan kolektif lintas generasi.
Menurutnya, HA C tidak hanya menjadi ruang temu alumni, tapi juga wadah kolaborasi untuk mendorong kontribusi nyata bagi pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
Salah satu agendanya adalah C-Talkshow bertema 'Peran Alumni FPIK IPB dalam Ketahanan Pangan Berbasis Blue Food'. Diskusi ini menghadirkan I Nyoman Radiarta selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), M Rahmat Mulianda selaku Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas, serta Aang Permana selaku entrepreneur dan mentor UMKM Sipetek Food. Talkshow dipandu oleh Nimmi Zulbainarni selaku Sekretaris Jenderal Masyarakat Perikanan Nusantara sekaligus dosen Sekolah Bisnis IPB University.
Dalam paparannya, I Nyoman Radiarta menyebut pengembangan blue food tidak dapat dilepaskan dari penguatan sumber daya manusia. "Program-program KKP juga didukung oleh ribuan penyuluh kelautan yang memastikan kebijakan dapat diterima dan diimplementasikan langsung oleh masyarakat," kata I Nyoman Radiarta.
Upaya tersebut dilakukan melalui pendidikan vokasi, pelatihan, sertifikasi kompetensi, hingga pengembangan KKP Corporate University sebagai pusat penyiapan kepemimpinan sektor kelautan dan perikanan.
Sementara itu, M. Rahmat Mulianda menekankan urgensi blue food sebagai sumber protein utama masyarakat sekaligus penggerak ekonomi nasional. Menurutnya, penguatan sektor perikanan harus ditempatkan dalam kerangka keberlanjutan sumber daya dan pemerataan manfaat ekonomi, bukan semata-mata peningkatan produksi.
Dari sisi pelaku usaha, Aang Permana menilai paradigma bisnis perikanan masih perlu diubah. Ia menyebut anggapan bahwa komoditas ikan memiliki margin rendah sebagai tantangan utama. Padahal, melalui inovasi dan penciptaan nilai tambah, ikan lokal yang selama ini kurang dimanfaatkan dapat memiliki nilai ekonomi tinggi.
Kegiatan menarik lainnya yakni makan ikan panggang bersama, yang diikuti sekitar 500 alumni. Kegiatan tersebut tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga merepresentasikan komitmen alumni FPIK terhadap penguatan pangan berbasis sumber daya laut.
Selain itu, peserta juga mendapatkan pembekalan mengenai dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dipandu oleh Direktur PT Davai Karya Pratama, Achmad Rivai yang juga merupakan alumni FPIK angkatan 1999 (C36) serta Desya (C39). Materi ini menyoroti pentingnya standar keselamatan kerja di sektor industri kelautan dan perikanan.
Side Event HA C berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.
(isa/dhn)
















































