Ada Mikroplastik dalam Hujan, Menteri LH Soroti Tumpukan Sampah Bantargebang

5 hours ago 2
Jakarta -

Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan temuan kandungan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta menjadi pertanda perlunya upaya serius menangani sampah. Dia menyoroti sampah yang masih ditumpuk di tempat pemrosesan akhir (TPA) open dumping seperti di TPST Bantargebang, Bekasi.

"Ya bagaimana tidak mikroplastik kalau sampahnya ditumpuk semua. Yang (TPA) Bantargebang saja pasti mengontribusi mikroplastik cukup besar," kata Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq, dilansir Antara, Senin (20/10/2025).

Dia menyoroti penemuan mikroplastik di lingkungan bukan sesuatu yang mengherankan. Dia mengatakan sampah yang ditumpuk bisa memicu mikroplastik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan sampah yang menumpuk kena hujan, kena air, kena panas, pasti akan menimbulkan mikroplastik," ujarnya.

Dia mengatakan Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian serius soal sampah. Dia mengatakan saat ini pemerintah berupaya mengubah tempat prosesan akhir sampah dari open dumping menjadi sanitary landfill.

Dia mengatakan sanitary landfill itu akan sampah dengan tanah yang dilengkapi lapisan tanah lempung. Dia menyebutkan hal itu perlu untuk menghindari cemaran air lindi ke lingkungan serta pipa untuk menyalurkan gas metana.

Penutupan itu juga diharapkan dapat menekan penyebaran mikroplastik secara masif jika dibandingkan dengan membiarkan sampah ditumpuk secara terbuka. Namun dia mengatakan hal itu agak sulit dilakukan pada TPA berukuran besar seperti Bantargebang.

"Makanya sejak menjabat Pak Presiden minta TPA ditertibkan, ya kita sudah tertibkan, hampir seluruh kabupaten/kota sudah melakukan itu. Kecuali yang gede-gede seperti Bantargebang ini kayaknya agak susah menutupinya," kata Hanif.

Sebelumnya, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, mengungkapkan temuan partikel mikroplastik dalam air hujan yang turun di wilayah Jakarta. Penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di Jakarta terbentuk dari degradasi limbah plastik secara tidak sempurna dan menyebar lewat udara.

Menurut Reza, mikroplastik itu berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka. Mikroplastik yang ditemukan umumnya berbentuk serat sintetis dan fragmen kecil plastik, terutama polimer seperti poliester, nilon, polietilena, polipropilena, hingga polibutadiena dari ban kendaraan. Rata-rata ditemukan sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari pada sampel hujan di kawasan pesisir Jakarta.

Saksikan Live DetikSore:

(haf/imk)


Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |