3 Rekomendasi Gernas Ayo Mondok untuk Penguatan Pendidikan Pesantren

2 hours ago 1

loading...

Gernas Ayo Mondok yang digelar di Pondok Pesantren Asshiddiqyah, Jakarta Barat, resmi berakhir pada Kamis (18/9/2025) dengan menghasilkan tiga rekomendasi. Foto/Ist

JAKARTA - Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok yang digelar di Pondok Pesantren Asshiddiqyah, Jakarta Barat, resmi berakhir pada Kamis (18/9/2025). Rapat kerja yang dihadiri ratusan pengasuh pesantren itu menghasilkan tiga rekomendasi strategis untuk memperkuat pendidikan pesantren di Indonesia.

“Alhamdulillah dari raker yang dihadiri sekitar 110 pengurus, kami menyampaikan beberapa poin, baik internal maupun eksternal,” ujar Ketua Panitia Raker I Gernas Ayo Mondok KH Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans dalam keterangannya, dikutip Jumat (19/9/2025).

Baca juga: KH Ma’ruf Amin: Gernas Ayo Mondok Tingkatkan Minat Pendidikan Pesantren

Rekomendasi internal pertama adalah memberikan pendampingan bagi pesantren atau santri yang tengah menghadapi masalah hukum. Gus Hans menegaskan, Gernas Ayo Mondok siap memberikan advokasi hukum dan dukungan psikologis bagi para korban.

“Tim advokasi dan pendampingan siap membantu pihak pesantren atau santri yang bermasalah secara hukum. Kami juga akan mendampingi korban dari sisi psikologis,” jelasnya.

Rekomendasi internal kedua menitikberatkan pada penguatan kemampuan santri dalam penguasaan teknologi digital. Gernas Ayo Mondok akan menggelar berbagai pelatihan untuk membekali santri dengan keterampilan produksi konten media.

Baca juga: Prabowo Mau Tarik Uang Dolar Orang Indonesia di Luar Negeri

“Mulai dari cara membuat naskah, mengedit, hingga mempublikasikan berita di berbagai platform akan kami ajarkan. Santri harus siap menghadapi era media multiplatform,” ujar Gus Hans.

Rekomendasi eksternal yang dihasilkan adalah mendorong pemerintah membentuk Kementerian Pesantren atau setidaknya Direktorat Jenderal (Dirjen) Pesantren. Menurut Gus Hans, jumlah pesantren dan santri di Indonesia yang terus meningkat memerlukan perhatian khusus.

“Selama ini pesantren hanya diurus direktorat di Kemenag. Padahal, kalau ada kementerian untuk perlindungan tenaga kerja migran, mestinya tidak berlebihan jika ada kementerian pesantren. Kalau tidak memungkinkan, minimal ada Dirjen yang fokus membidangi pesantren,” katanya.

Ia juga mengingatkan pemerintah agar menindaklanjuti janji kampanye Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terkait optimalisasi dana abadi pesantren.

“Dana abadi pesantren tidak akan berarti tanpa program signifikan dan wadah yang tepat untuk mengelolanya. Pembentukan kementerian atau dirjen bisa menjadi solusi agar anggaran itu terserap optimal,” tegasnya.

Dengan adanya rekomendasi tersebut, Raker I Gernas Ayo Mondok menjadi langkah awal konsolidasi untuk memperkuat posisi pesantren sebagai pilar pendidikan dan moral bangsa. Selain itu, para pengasuh pesantren berharap rekomendasi tesebut dapat ditindaklanjuti pemerintah demi keberlangsungan pendidikan pesantren di Indonesia.

(shf)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |