loading...
Rusia dan AS ingin keruk harta karun mineral tanah langka Ukraina. Foto/Screengrab video Sky News
JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal pekan ini menyatakan bahwa Moskow siap kerja sama yang menguntungkan dengan Amerika Serikat (AS) untuk menambang mineral tanah langka (rare-earth) di Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia—wilayah Ukraina yang sekarang dikuasai Rusia.
Putin juga menawarkan kepada AS untuk menambang "harta karun serupa" di Rusia. Menurutnya, Rusia memiliki "sejumlah besar" logam tanah tanah langka lebih banyak daripada yang ada di Ukraina.
”Moskow siap bekerja dengan mitra asing kami, termasuk Amerika dalam mengembangkan deposit tersebut,” katanya, seperti dikutip New York Times.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump bergerak cepat untuk memperoleh mineral tanah langka Ukraina—yang menurutnya sebagai kompensasi atas bantuan militer Amerika kepada Ukraina selama perangnya melawan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan menemui Trump di Washington pada Jumat (28/2/2025) waktu AS untuk meneken kesepakatan berbagi hasil ekstraksi mineral tanah langka Ukraina. Kyiv setuju menyerahkan “harta karun”-nya tapi meminta jaminan perlindungan dari Washington.
3 Alasan Rusia dan AS Ingin Keruk Mineral Tanah Langka Ukraina
1.Memasok Kebutuhan Industri Teknologi Tinggi
Mineral tanah langka adalah elemen-elemen yang sangat dibutuhkan dalam berbagai teknologi mutakhir, seperti kendaraan listrik, telekomunikasi, dan perangkat elektronik.
Ukraina memiliki cadangan mineral langka yang kaya, termasuk neodymium, praseodymium, dan lithium, yang sangat diperlukan untuk produksi baterai lithium-ion, magnet permanen, dan berbagai komponen elektronik lainnya.
Rusia dan Amerika Serikat melihat potensi besar untuk mengakses sumber daya ini demi mendukung industri teknologi tinggi mereka.