Pustunastren UIN Mataram Jadi Pusat Studi Pesantren dan Manuskrip Nusantara

2 hours ago 4

loading...

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram meresmikan Pusat Studi Naskah dan Pesantren (Pustunastren). UIN Mataram menargetkan sebagai knowledge hub baru. Foto/Ist

MATARAM - Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram meresmikan Pusat Studi Naskah dan Pesantren (Pustunastren). UIN Mataram menargetkan diri sebagai knowledge hub baru yang menghubungkan tradisi pesantren dengan kebutuhan transformasi pendidikan modern.

Peresmian itu dilakukan bersamaan dengan kegiatan Halaqah Pesantren 2025. Forum yang menghadirkan tokoh nasional, akademisi, hingga pimpinan pesantren dari berbagai daerah ini juga merumuskan pentingnya sinergi antara pesantren dan perguruan tinggi untuk memperkuat mutu pendidikan Islam sekaligus merawat kekayaan intelektual Nusantara.

Baca juga: Halaqah UIN Raden Intan Lampung Dorong Pembentukan Ditjen Pesantren sebagai Penguat Ekosistem Ponpes

Halaqah yang dibuka Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly Mahrus, mewakili Dirjen Pendidikan Islam, menjadi panggung bagi UIN Mataram dalam menunjukkan komitmen jangka panjangnya untuk menjadi pusat studi pesantren dan manuskrip Nusantara.

Rektor UIN Mataram Masnun Tahir menekankan Lombok dan NTB memiliki kekayaan tradisi manuskrip yang luar biasa, mencakup naskah beraksara Arab, Jawi–Pegon, hingga Jejawen Sasak.

Menurut dia, pusat studi naskah dan pesantren tidak hanya menjadi wadah akademik, tetapi juga penjaga identitas keilmuan Nusantara yang kini semakin membutuhkan dukungan kelembagaan.

“Ini momentum penting bagi UIN Mataram. Kampus harus hadir sebagai penjaga warisan ilmiah dan sekaligus penggerak inovasi pendidikan pesantren,” ujarnya, Senin (17/11/2025).

Baca juga: Istri Jenderal Purn Wiranto Meninggal di Bandung, Besok Dimakamkan di Delingan

Komitmen itu diwujudkan melalui peresmian Pusat Studi Naskah dan Pesantren (Pustunastren), lembaga baru yang diproyeksikan menjadi pusat unggulan dalam riset manuskrip dan turats pesantren.

Pustunastren bertugas melakukan inventarisasi, digitalisasi, hingga penelitian lanjutan terhadap naskah-naskah klasik Lombok yang dinilai para filolog sebagai salah satu khazanah terkaya di Indonesia. Integrasi kekuatan pesantren dan perguruan tinggi dinilai penting untuk menjawab tuntutan zaman.

TGH. Zainal Arifin menyoroti percepatan perubahan sosial dan teknologi telah membuka jurang kompetensi yang harus dijembatani melalui kerja sama lintas lembaga. Pesantren memiliki modal sosial dan spiritual yang kuat, sementara kampus menawarkan kapasitas metodologis dan jejaring akademik global.

"Sinergi keduanya diyakini akan melahirkan sumber daya manusia yang kokoh secara karakter, matang secara moral, sekaligus cerdas menghadapi dinamika era digital," ujarnya.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |