Puncak Hujan Meteor Leonid 17-18 November Jam Berapa? Catat Waktunya

3 hours ago 2

Jakarta -

Hujan meteor Leonid kembali aktif di pertengahan November dan akan mencapai puncaknya dalam beberapa hari ke depan. Pengamat langit di Indonesia dapat menyimak fenomena ini tanpa alat khusus asalkan mengetahui waktu yang tepat.

Berikut uraian waktu pengamatan, asal-usul dan ciri hujan meteor Leonid, hingga tips untuk menyaksikannya.

Waktu Puncak Hujan Meteor Leonid

Merujuk penjelasan situs astronomi In the Sky, hujan meteor Leonid berlangsung setiap tahun sekitar awal November hingga awal Desember. Untuk tahun ini, puncaknya diperkirakan terjadi pada malam 17 menuju 18 November 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puncak aktivitas terjadi pada 18 November dini hari waktu universal (UTC). Jika dikonversi, waktu tersebut jatuh sekitar 01.00-02.00 WIB pada 18 November. Periode setelah tengah malam hingga menjelang fajar merupakan waktu yang paling ideal karena titik radian Leonid berada lebih tinggi.

Pengamat di wilayah Indonesia, khususnya di zona WIB, disarankan mulai bersiap sejak sekitar pukul 01.00 WIB, lalu melanjutkan pengamatan hingga mendekati fajar.

Asal-usul dan Ciri Hujan Meteor Leonid

NASA menjelaskan bahwa Leonid berasal dari partikel debu komet 55P/Tempel-Tuttle yang melintasi orbit Bumi setiap sekitar 33 tahun. Ketika Bumi melewati sisa material komet tersebut, partikel kecilnya terbakar di atmosfer dan menghasilkan lintasan cahaya cepat.

Ciri khas Leonid adalah kecepatan meteornya yang sangat tinggi. NASA mencatat kecepatannya dapat mencapai sekitar 71 km per detik, menjadikannya salah satu hujan meteor tercepat yang dapat diamati dari Bumi.

Titik radian atau arah datangnya meteor berada di rasi Leo. Namun, pengamatan tidak harus menatap langsung ke rasi tersebut karena meteor dapat melintas di berbagai bagian langit.

Cara Mengamati Hujan Meteor Leonid

Berikut panduan praktis untuk mengamati Leonid dengan nyaman:

  1. Cari lokasi gelap
    Pilih area minim polusi cahaya, jauh dari lampu kota atau gedung tinggi.
  2. Mulai pengamatan setelah tengah malam
    Waktu terbaik berada antara 01.00-04.00 WIB, sesuai prediksi puncak yang dikonversi dari data In the Sky.
  3. Biarkan mata beradaptasi
    Butuh sekitar 20-30 menit agar mata terbiasa dengan gelap sehingga meteor redup pun terlihat.
  4. Tidak memerlukan teleskop
    Hujan meteor lebih baik diamati dengan mata telanjang karena lintasannya lebar dan cepat.
  5. Perhatikan kondisi cuaca
    Pastikan langit tidak tertutup awan dan pilih area pandangan langit seluas mungkin.

Hujan meteor Leonid bisa menjadi momen menarik bagi pengamat langit di Indonesia. Dengan mencatat waktu puncaknya, peluang melihat meteor akan lebih besar. Jika cuaca mendukung, fenomena ini dapat dinikmati tanpa alat khusus.

(wia/idn)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |