loading...
Tiga pria Muslim Spanyol, Abdelkader Harkassi, Abdallah Hernandez, dan Tariq Rodriguez berangkat haji ke Makkah, Arab Saudi, dengan naik kuda. Foto/Shifa Mosque
JAKARTA - Pada musim gugur 2024, tiga pria Muslim asal Spanyol memulai perjalanan ke Makkah, Arab Saudi, untuk menunaikan ibadah haji. Yang luar biasa dari perjalanan spiritual ini adalah mereka menunggang kuda sejauh 8.000 kilometer.
Salah satu dari mereka adalah Abdelkader Harkassi, seorang imam dan pecinta kuda, yang bertekad menghidupkan kembali tradisi Muslim Andalusia yang telah hilang selama lebih dari 500 tahun.
Baca Juga: Setelah Tempuh 8.000 Km, Jemaah Haji Berkuda asal Spanyol Tiba di Arab Saudi
Profil Singkat Abdelkader Harkassi
Nama Lengkap: Abdelkader Harkassi Aidi
Kewarganegaraan: Spanyol
Tempat Tinggal: Aracena, Andalusia, Spanyol
Profesi: Imam di Shifa Mosque, London
Minat Khusus: Pecinta kuda dan penggiat tradisi Islam Andalusia
Peran dalam Perjalanan: Penunggang kuda dan penyelenggara logistik perjalanan haji
Perjalanan Haji dengan Menunggang Kuda
Perjalanan Abdelkader Harkassi dimulai dari Almonaster la Real, sebuah kota kecil di Andalusia, Spanyol, pada Oktober 2024.
Bersama dua rekannya, Abdallah Hernandez dan Tariq Rodriguez, Harkassi menempuh perjalanan melintasi berbagai negara, termasuk Prancis, Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, Kosovo, Makedonia Utara, Bulgaria, Yunani, Turki, Mesir dan Arab Saudi.
Mengutip dari laman Shifa Mosque, Senin (5/5/2025), mereka menunggang kuda Arab Asil, yang dikenal karena ketahanan dan kecepatannya, untuk menempuh perjalanan ini. Perjalanan ini tidak hanya menantang secara fisik, tetapi juga merupakan upaya untuk menghidupkan kembali rute haji darat yang pernah dilalui oleh Muslim Andalusia sebelum pengusiran mereka dari Spanyol pada abad ke-15.
Bagi Harkassi, perjalanan ini bukan sekadar menunaikan ibadah haji, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya dan spiritual Muslim Andalusia.
Dia berharap perjalanan ini dapat menginspirasi generasi muda Muslim untuk lebih mengenal dan menghargai sejarah Islam di Eropa.
Dalam sebuah wawancara media, Harkassi menyatakan, "Melalui perjalanan ini, kami belajar bahwa Allah membuat segalanya menjadi mungkin. Jika Anda percaya kepada Allah dan memulai proyek Anda, Anda akan mencapainya. Alhamdulillah."
Perjalanan mereka didukung oleh berbagai komunitas Muslim di sepanjang rute yang mereka lalui. Mereka juga mendokumentasikan perjalanan ini melalui media sosial dan platform crowdfunding untuk berbagi pengalaman dan menggalang dukungan.
Setibanya di Istanbul, mereka disambut oleh Universitas Istanbul Sabahattin Zaim dan bertemu dengan mahasiswa serta pendukung yang terinspirasi oleh perjalanan mereka.
(mas)