loading...
Sistem rudal balistik KHAN. Foto/Roketsan
JAKARTA - Pengerahan diam-diam sistem rudal balistik jarak pendek buatan Turki di Kalimantan Timur oleh Indonesia merupakan langkah penting yang telah "secara signifikan" mengubah keseimbangan kekuatan regional. Perkembangan itu diungkap para pakar.
“Dari kawasan di mana tidak ada negara Asia Tenggara yang memiliki kemampuan rudal balistik modern yang beroperasi, Indonesia kini memiliki opsi serangan berpresisi tinggi dan respons cepat yang dapat membentuk kembali dinamika pencegahan regional,” ungkap para pakar, dilansir Channel News Asia (CNA).
Berkaitan erat dengan pemindahan ibu kotanya dari Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN), dan terjadi di tengah ketegangan yang memanas di Laut China Selatan, langkah ini menandakan pergeseran yang terencana oleh Indonesia dari postur yang sebagian besar defensif menjadi postur pencegahan yang lebih lincah dan berorientasi ke depan, menurut para pengamat.
Secara geopolitik, hal ini menggarisbawahi peralihan Jakarta dari ketergantungan tradisional pada Barat menuju hubungan yang beragam dengan mitra seperti Turki yang memperkuat pengaruhnya dalam dinamika kekuatan global.
Para ahli mengatakan pilihan penempatan pertama mencerminkan pertimbangan geopolitik, geografis, dan simbolis.
Kalimantan Timur kemungkinan dipilih karena relatif aman dari serangan langsung, posisi strategisnya yang menghadap jalur laut utara yang penting, dan perannya sebagai lokasi ibu kota baru.
Hal ini menjadikannya ideal untuk menampung pasukan rudal yang tangguh guna melindungi wilayah nasional dan IKN.
Sistem rudal KHAN adalah platform dengan jangkauan 280 km yang dikembangkan oleh produsen senjata Turki, Roketsan.
Sistem senjata itu pertama kali ditemukan oleh para penggemar militer di Pangkalan Angkatan Darat Raipur A Yonarmed 18 di Tenggarong, Kalimantan Timur, provinsi yang akan menjadi lokasi ibu kota baru.
Foto-foto rudal KHAN, yang diproduksi produsen Turki, Roketsan, muncul di halaman Facebook Sahabat Keris pada 1 Agustus dan telah banyak dilaporkan blog-blog pertahanan, serta portal berita Indonesia.
Rudal balistik adalah rudal berpeluncur roket yang dapat membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.
Jangkauan rudal KHAN memperluas radius serangan Indonesia ke koridor maritim yang disengketakan, menurut situs berita Defence Security Asia.
“Indonesia telah memesan rudal KHAN pada November 2022 dan merupakan angkatan bersenjata pertama di luar Turki yang memiliki rudal tersebut dalam inventarisnya,” ungkap Wakil Manajer Umum Roketsan, Murat Kurtulus, saat itu.
Menanggapi pertanyaan dari CNA, Juru Bicara TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana, mengonfirmasi pengiriman rudal balistik jarak pendek dari Turki ke Indonesia.
Ia mengatakan rudal tersebut merupakan bagian dari batch pertama yang diperoleh Kementerian Pertahanan Indonesia dan belum diserahkan secara resmi kepada TNI Angkatan Darat.
Oleh karena itu, ia tidak dapat berkomentar apakah sistem tersebut telah resmi dikerahkan di Kalimantan Timur.
Ia tidak memberikan detail tentang berapa banyak rudal KHAN yang telah diperoleh Indonesia dan di mana rudal tersebut akan ditempatkan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang, mengatakan kepada CNA Indonesia Kamis lalu (7 Agustus) bahwa kementerian belum memantau perkembangan terbaru terkait rudal tersebut.
Pertama di Asia Tenggara, Tapi Bukan yang Terakhir?
Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang secara publik menyebarkan sistem rudal balistik taktis modern.
Kemampuan ini secara tradisional hanya dimiliki kekuatan militer besar di luar kawasan.
Perkembangan ini membawa potensi dimulainya perlombaan senjata di kawasan tersebut, menurut Ridzwan Rahmat, kepala analis pertahanan di Janes yang berbasis di Singapura.
Ia menunjukkan hingga saat ini, negara-negara Asia Tenggara umumnya menghindari pengadaan sistem balistik taktis karena "sifatnya yang inheren ofensif, bukan platform yang murni defensif".
Namun, norma tersebut kini dapat berubah.