Perintahkan Pasukan di Kursk untuk Terus Berperang, Ukraina Tolak Pengampunan dari Putin

3 hours ago 2

loading...

Tentara Rusia mengepung pasukan Ukraina di Kursk yang dilarang menyerah. Foto/Xinhua

MOSKOW - Pasukan Ukraina di Wilayah Kursk Rusia akan melanjutkan operasi mereka. Itu diungkapkanMenteri Luar Negeri Ukraina Andrey Sibiga, padahal pasukan sebagian besar dikepung.

Berbicara dengan NHK Jepang, Sibiga mengklaim bahwa Kiev telah mencapai tujuan utamanya dalam serangan itu tetapi melihat kehadiran yang berkelanjutan di wilayah Rusia sebagai daya ungkit dalam negosiasi perdamaian di masa mendatang.

Ukraina melancarkan serangannya melintasi perbatasan Rusia yang diakui secara internasional ke Wilayah Kursk Agustus lalu, merebut kota Sudzha dan sejumlah desa. Namun, militer Rusia dengan cepat menghentikan kemajuan itu dan sejak itu merebut kembali wilayah yang hilang.

Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov mengatakan pada hari Rabu bahwa 86% wilayah yang sebelumnya diduduki oleh pasukan Ukraina telah direbut kembali, sehingga pasukan yang tersisa “terkepung” dan “terisolasi.”

“Sebagaimana diumumkan secara resmi oleh Jenderal [Aleksandr] Syrsky, kami melanjutkan operasi di Wilayah Kursk dan akan terus melakukannya,” kata Sibiga, dilansir RT.

“Operasi di Wilayah Kursk merupakan faktor penting dan pokok bahasan utama dalam negosiasi perdamaian di masa mendatang,” tambahnya.

Nasib pasukan Ukraina yang bertempur di Kursk dibahas oleh Presiden Rusia Vladimir Putin awal minggu ini. Berbicara dalam konferensi pers pada hari Kamis, ia mengatakan bahwa ia terbuka terhadap gagasan gencatan senjata selama 30 hari yang diusulkan oleh Washington dan Kiev dalam pembicaraan terakhir mereka di Arab Saudi, tetapi menekankan bahwa masalah pasukan penyerang, antara lain, harus diselesaikan sebelum Moskow dapat menyetujuinya.

Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump mengakui bahwa "ribuan tentara Ukraina dikepung sepenuhnya oleh militer Rusia dan berada dalam posisi yang sangat buruk dan rentan" di Wilayah Kursk dan mendesak Moskow untuk "mengampuni" nyawa mereka. Sebagai tanggapan, Putin menawarkan kepada para prajurit jaminan keselamatan dan perlakuan yang penuh belas kasihan jika mereka menyerah.

Sementara itu, Kiev dengan tegas membantah bahwa pasukannya di Wilayah Kursk dikepung. Dalam sebuah posting di Telegram pada hari Sabtu, pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky mengakui bahwa situasi di daerah itu "sulit" bagi Ukraina tetapi menyatakan bahwa "tidak ada pengepungan terhadap pasukan kami."

(ahm)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |