Mojokerto Tampilkan Gaman Majapahit dan Kencana Mojo di Ajang IGA 2025

5 hours ago 4

Jakarta -

Kota kecil dengan segudang inovasi. Itulah kesan yang ditunjukkan Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, saat memaparkan dua inovasi unggulan, yakni GAMAN MAJAPAHIT dan KENCANA MOJO, di hadapan tim juri Innovative Government Award (IGA) 2025 Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta. Dalam paparannya, wali kota yang akrab disapa Ning Ita menegaskan bahwa berbagai inovasi tersebut merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah Kota Mojokerto dalam menjawab beragam tantangan daerah.

"Kota Mojokerto memang kecil, tapi semangat inovasinya besar. Dengan keterbatasan sumber daya alam, kami justru terpacu menciptakan solusi inovatif untuk meningkatkan pelayanan publik," tutur Ning Ita, dalam keterangan tertulis, Kamis (6/11/2025).

Inovasi pertama, GAMAN MAJAPAHIT (Dalam Genggaman, Masalah Pajak Daerah Pasti Tuntas), menjadi bukti nyata reformasi birokrasi digital di Kota Mojokerto. Aplikasi ini merupakan pengembangan dari inovasi sebelumnya, Bajak Sambal Terasi, yang memungkinkan warga membayar pajak menggunakan sampah melalui situs web. Kini, versi mobile-nya hadir dengan fitur geo-tagging untuk permudah pemetaan dan pendataan objek pajak lebih akurat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin pajak daerah bisa dikelola secara efisien dan transparan, sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat. Inovasi ini juga sudah direplikasi di 19 daerah lain, termasuk Gresik, Bangkalan, Jombang, dan Tuban," jelasnya.

Inovasi kedua, KENCANA MOJO (Kegiatan Cegah Penyakit Tidak Menular Non Stop Kota Mojokerto), lahir dari keprihatinan atas meningkatnya kasus penyakit tidak menular di masyarakat. Sebelumnya, layanan kesehatan hanya tersedia di puskesmas pada jam kerja. Kini, melalui Kencana Mojo, layanan diberikan selama 24 jam bahkan dilakukan door to door oleh tim Prameswari dan PSC 119.

Program ini tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga pegawai dan berbagai komunitas melalui kegiatan Posbindu sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan berkelanjutan.

"Kami ingin masyarakat bisa melakukan deteksi dini penyakit tidak menular kapan pun dan di mana pun. Karena kesehatan tidak boleh menunggu jam kerja," tegasnya.

Kencana Mojo telah direplikasi di 10 daerah lain, seperti Kota Batu, Kediri, Probolinggo, dan Kabupaten Sidoarjo. Di balik dua inovasi tersebut, Pemkot Mojokerto memiliki fondasi kebijakan inovasi yang kuat, dengan total 245 inovasi daerah yang terdaftar dalam IGA 2025. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran Rp3,7 miliar melalui Bapperida serta memberikan dukungan dana bagi setiap OPD untuk mendorong lahirnya inovasi baru.

Lebih lanjut, Pemkot Mojokerto telah menerbitkan sejumlah regulasi pendukung, di antaranya Perda Nomor 8 Tahun 2024 tentang Inovasi Daerah, serta Perwali Nomor 110 Tahun 2022, Nomor 18 Tahun 2025, Nomor 10 Tahun 2024, dan Nomor 23 Tahun 2022 yang mengatur pemberian penghargaan bagi inovator daerah.

Keberhasilan berbagai inovasi tersebut tak lepas dari kolaborasi pentahelix yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, media, dunia usaha, dan masyarakat, termasuk bank sampah, kader, serta organisasi wanita.

"Kami membuka ruang kolaborasi selebar-lebarnya. Inovasi tak lahir dari satu pihak saja, tapi dari kerja sama lintas sektor," jelasnya.

Tak hanya hadirkan dua inovasi tersebut, Pemkot Mojokerto juga aktif berkolaborasi dengan BRIN dan berbagai perguruan tinggi dalam kegiatan riset, serta menyelenggarakan program "Mojo Indah" (Mojokerto Inovasi Daerah) sebagai bentuk apresiasi bagi para inovator lokal. Berkat keberhasilan replikasi di berbagai daerah, Kota Mojokerto kini dikenal sebagai model kota kecil yang inovatif dan adaptif terhadap perubahan.

"Kami ingin menunjukkan bahwa daerah kecil pun bisa memberi inspirasi besar bagi Indonesia," tutupnya.

Sebagai informasi, Kota Mojokerto telah berhasil mempertahankan predikat Kota Terinovatif sebanyak tiga kali berturut-turut sejak 2022 dalam ajang IGA yang digelar Kemendagri.

(prf/ega)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |