Menkeu AS: China Bisa Kehilangan 10 Juta Pekerjaan dengan Sangat Cepat

6 hours ago 5

loading...

Menkeu Amerika Serikat (AS) Scott Bessent mengatakan, China memiliki tanggung jawab menurunkan tarif, jika tidak ingin kehilangan puluhan juta pekerjaan. Foto/Dok

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Scott Bessent mengatakan, China memiliki tanggung jawab menurunkan tarif, jika tidak ingin kehilangan puluhan juta pekerjaan. Menurutnya perang dagang dua raksasa ekonomi di dunia harus dibayar mahal sektor ketenagakerjaan.

"Jika AS mempertahankan tarif pada level saat ini 145%, China bisa kehilangan 10 juta pekerjaan dengan sangat cepat," kata Bessent saat konferensi pers di Gedung Putih.

Ia menambahkan, bahkan jika tarif AS turun sedikit, China masih akan kehilangan 5 juta pekerjaan. "Jadi ingatlah bahwa kita adalah negara defisit," kata Menkeu AS , Bessent.

"Mereka menjual barang hampir lima kali lebih banyak kepada kami daripada yang kami jual kepada mereka. Jadi tanggung jawab ada pada mereka untuk menghapus tarif ini. Ini tidak berkelanjutan bagi mereka," paparnya.

Sementara itu Bessent belum mengklarifikasi apakah AS sedang berbicara dengan China mengenai perdagangan. Poin itu menjadi sorotan, ketika China terus menyangkal sedang dalam pembicaraan untuk menyelesaikan perang dagang meskipun Presiden AS Donald Trump menekankan, negosiasi sedang berlangsung.

"Saya tidak akan masuk ke seluk-beluk tentang siapa yang berbicara dengan siapa, tetapi seperti yang saya katakan, saya percaya bagi China, tarif ini tidak berkelanjutan," kata Bessent kepada wartawan.

Di sisi lain disebutkan AS hampir mencapai kesepakatan dengan India dan juga Ia melihat kemajuan diskusi dengan Korea. Serta memberikan sedikit sinyal seputar pembicaraan substansial dengan Jepang.

Ketika datang ke Eropa, Bessent menekankan bahwa pajak digital pada perusahaan Big Tech AS perlu diturunkan sebagai bagian dari negosiasi perdagangan.

Trump dan Gedung Putih akan berusaha sekuat tenaga minggu ini untuk mencoba meyakinkan pasar bahwa akan ada kepastian yang lebih besar dari pemerintah untuk mencapai lebih banyak kesepakatan dengan negara-negara lain dan ingin mengamankan kesepakatan.

"Saya pikir ketidakpastian akan menyempit, dan ketika kami mulai bergerak maju mengumumkan kesepakatan, maka akan ada kepastian," katanya, sambil menambahkan bahwa "kepastian belum tentu merupakan hal yang baik dalam negosiasi."

(akr)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |