Main Film Lagi, Bamsoet Dorong Perfilman Jadi Lokomotif Industri Kreatif RI

6 hours ago 4

Jakarta -

Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Anggota DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) kembali tampil di layar lebar. Ia menyampaikan, industri perfilman perlu menjadi motor penggerak ekonomi kreatif nasional.

Menurutnya, di tengah arus digitalisasi dan perkembangan teknologi, sinema Indonesia punya peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, hingga memperkuat diplomasi budaya di tingkat global.

"Film bukan hanya karya seni, tetapi juga industri yang mampu menggerakkan ekonomi secara luas. Produksi satu film bisa menyerap ratusan tenaga kerja, menghidupkan UMKM lokal, hingga mengangkat potensi daerah melalui lokasi syuting," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis, Minggu (6/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kali ini, Bamsoet beradu akting dengan aktris asal Malaysia Anna Jobling serta deretan artis nasional dalam sebuah film produksi Bravo Romeo Production, di mana ia berperan sebagai seorang dokter.

Acara tersebut turut dihadiri produser sekaligus sutradara Boy Rano, Executive Producer Jeane Sompie, serta para pemain seperti Anna Jobling, Naomi Zaskia, Pangeran Lantang, Erlando, Tiara Permata, Dewi Jane, Julian Kunto, Said Bajuri, dan Samuel Rizal.

Bamsoet mengungkapkan kontribusi sektor film terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif menunjukkan tren positif. Sepanjang 2024, sektor ini mencatatkan kontribusi lebih dari Rp 3,4 triliun. Angka itu diprediksi terus meningkat seiring tumbuhnya minat terhadap konten lokal dan kesuksesan film Indonesia menembus pasar global.

"Di era digital, peluang industri film justru semakin terbuka lebar. Kehadiran platform Over The Top (OTT) seperti Netflix, Disney+ Hotstar, Vidio, dan Amazon Prime Video membuat distribusi film tidak lagi berfokus pada layar bioskop. Film Indonesia kini bisa dinikmati jutaan pasang mata di berbagai belahan dunia, menjangkau penonton dari lintas negara," jelasnya.

Ia menambahkan tantangan ke depan adalah membangun ekosistem perfilman yang kuat, inklusif, dan kompetitif. Akses pembiayaan, peningkatan kualitas SDM, hingga pemerataan distribusi film ke luar Jawa menjadi perhatian penting.

"Seluruh pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, komunitas kreatif, investor swasta, hingga lembaga pendidikan, harus menjadikan dunia perfilman sebagai kekuatan bersama dalam membangun peradaban bangsa. Perfilman tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri sebagai industri hiburan semata, melainkan harus diposisikan sebagai bagian integral dari strategi pembangunan nasional berbasis ekonomi kreatif," pungkasnya.

(akn/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |