Hadapi Tantangan Global, Krakatau Steel Perkuat Sinergi dan Kolaborasi

2 weeks ago 10

loading...

Salah satu langkah strategis Krakatau Steel dalam menghadapi tantangan perdagangan global adalah memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan industri sejenis. Foto/Dok

JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terus mengupayakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan perdagangan global yang saat ini dalam kondisi tidak baik-baik saja. Salah satu langkah strategis yang diambil perusahaan ini adalah memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan industri baja sejenis, khususnya industri baja yang bergerak di sektor hilir.

Langkah ini juga dilakukan guna mendukung program hilirisasi dan industri berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh Presiden RO Prabowo Subianto. Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Muhamad Akbar Djohan menekankan, sebagai holding BUMN akan terus mendorong anak-anak perusahaan seperti PT Krakatau Baja Industri (KBI) untuk bisa melakukan sinergi dan kolaborasi dengan industri-industri baja lainnya di hilir.

Baca Juga

Siasat Krakatau Steel Hadapi Proteksionisme dan Dumping dalam Perdagangan Baja Global

“Kami juga berperan mengelola stakeholder nasional, kemudian meyakinkan regulator untuk selalu memberikan dukungan baik itu perlindungan atau proteksi dalam negeri, maupun dengan regulasi-regulasi untuk mendorong ekosistem industri baja nasional kita,” ungkapnya usai melepas ekspor 5 ribu ton baja lapis Nexalume, Nexium dan Nexcolor hasil kolaborasi KBI dan PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/2).

Akbar menjelaskan, mampu mengekspor baja lapis dengan tujuan Amerika Serikat di tengah kondisi perdagangan global yang tidak menentu, bukan perkara mudah. Namun demikian berkat sinergi dan kolaborasi yang baik antara PT Krakatau Baja Industri, selaku penyedia bahan baku dan PT Tata Metal Lestari sebagai produsen baja lapis di sektor hilir, kegiatan ekspor produk baja ini berhasil terlaksana.

“Apa yang kita lakukan hari ini dengan melakukan ekspor ke US ini bukan hal yang biasa-biasa saja. Jujur, industri baja kita tidak dalam keadaan yang baik-baik saja. Tapi dengan ekspor yang dilakukan PT Tata Metal hari ini, cukup memberi pesan yang sangat jelas dan kongkrit, bahwa produk baja nasional kita masih sangat diperhitungkan di pasar global. Hari ini tentu menjadi satu implementasi dari asta cita Bapak Presiden yaitu mengedepankan hilirisasi dan industri yang berkelanjutan dalam negeri,” terang Akbar.

Dikesempatan yang sama, Direktur Utama PT Krakatau Baja Industri, Arief Purnomo menambahkan, KBI memiliki kapasitas produksi hingga 90 ribu ton bahan baku baja lapis per tahunnya. Produk tersebut juga sudah mengandung 60 persen total kandungan dalam negeri.

Dengan kapasitas produksi setinggi itu dan tingkat komponen dalam negeri yang cukup signifikan, pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung berkembangnya industri baja lapis di hilir sehingga mampu memproduksi produk berkualitas tinggi yang mampu bersaing tak hanya di pasar nasional, tapi juga hingga hingga menembus pasar global.

“Harapan kami, kedepan industri baja di hilir terus berkembang dan itu disupport dari mulai hulu. Jadi semua kekuatan industri, terutama baja di Indonesia itu dari mulai hulu hingga hilir diperkuat. Hilir ini menjadi rentan karena produk impor ini banyak masuk ke hilir. Dampaknya nanti sampai hulu pun produksinya bisa terhenti. Karena itu penguatan industri hilir memang harus diutamakan,” terang Arief.

Sementara itu, Vice Presiden PT Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi sangat mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Krakatau Baja Industri. Karena berkat dukungan dan kolaborasi yang diberikan, sektor hilir baja kembali mengeliat dan semakin mantap menghasilkan produk-produk yang berkualitas sehingga mampu bersaing di pasar lokal maupun global.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |