China kepada AS: Berhenti Mengancam dan Memeras!

2 days ago 5

loading...

China minta AS berhenti mengancam dan memeras jika ingin selesaikan sengketa dagang melalui diaolog. Foto/Ilustrasi Sindonews.com dari AI

BEIJING - China telah meminta Amerika Serikat (AS) untuk berhenti mengancam dan memeras jika ingin menyelesaikan sengketa perdagangan yang meningkat antara kedua negara melalui dialog.

Beijing telah menekankan bahwa mereka akan terus melindungi kepentingannya dalam menghadapi tekanan AS.

Kedua negara telah menerapkan serangkaian kenaikan tarif timbal balik selama dua bulan terakhir, dengan AS memberlakukan tarif kumulatif sebesar 145% minggu lalu.

Pada hari Selasa, Gedung Putih memperingatkan bahwa impor China ke AS dapat dikenakan tarif setinggi 245%, dan mengeklaim bahwa keputusan ada di tangan China.

"Jika Amerika Serikat benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, mereka harus menghentikan tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian kepada wartawan pada hari Rabu, yang dilansir RT, Kamis (17/4/2024).

Diplomat itu menegaskan kembali bahwa perang tarif diprakarsai oleh AS dan menyatakan bahwa tanggapan China ditujukan untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah.

Pembalasan Beijing mencakup kenaikan tarif menjadi 125% untuk semua impor Amerika, penangguhan pengiriman global logam tanah jarang dan magnet yang digunakan dalam industri teknologi dan militer.

Selain itu, Beijing memerintahkan maskapai penerbangan China untuk berhenti menerima jet Boeing dan suku cadangnya, menurut laporan Bloomberg.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa orang China yang "bangga" ingin membuat kesepakatan, mereka "hanya tidak tahu bagaimana cara melakukannya."

Sementara itu, otoritas China bersikeras bahwa "pintu tetap terbuka" untuk negosiasi dengan AS, tetapi dialog harus didasarkan pada rasa saling menghormati.

Kementerian Perdagangan China minggu lalu menolak beberapa putaran tarif bea masuk yang dikenakan AS terhadap China sebagai "permainan angka" tanpa makna praktis dan berjanji untuk "berjuang sampai akhir."

(mas)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |