BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau Periode April-Juni 2025

5 hours ago 2

loading...

BMKG mencatat 57,7% wilayah Indonesia memasuki musim kemarau pada periode April hingga Juni 2025. Foto/SindoNews

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) mengeluarkan analisis klimatologis bahwa pada periode April hingga Juni 2025, sebanyak 57,7% wilayah Indonesia memasuki musim kemarau.

“Berdasarkan analisis klimatologis BMKG, hingga periode April–Juni 2025, sebanyak 57,7% wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, Selasa (13/5/2025).

BMKG melaporkan wilayah yang telah mengalami awal musim kemarau meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. Sementara itu, sebagian wilayah lainnya masih berada dalam masa peralihan musim (pancaroba), yang ditandai dengan cuaca cerah atau terik pada pagi hingga siang hari dan potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari.

Baca juga: Cuaca Ekstrem, Seumlah Ruas Jalan di Kabupaten Malang Banjir

Berdasarkan hasil pengamatan curah hujan dalam tiga hari terakhir, hujan berintensitas sedang hingga lebat masih terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa wilayah yang mencatat curah hujan lebat antara lain Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 115,3 mm/hari, Banten sebesar 103,0 mm/hari, dan Bali sebesar 121,4 mm/hari.

“Sementara itu, hujan berintensitas sedang teramati di sejumlah wilayah lainnya, meliputi sebagian besar kawasan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua,” tulisnya.

Baca juga: 8 Pati Bintang 2 TNI AL Digeser Jenderal Agus Subiyanto Akhir April 2025, Ini Daftarnya

BMKG mengatakan dengan mempertimbangkan dinamika atmosfer yang bersifat fluktuatif dan dapat berubah secara tiba-tiba, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan serta melakukan langkah-langkah antisipatif guna memitigasi potensi dampak cuaca ekstrem. Langkah tersebut mencakup pemeliharaan kondisi kesehatan, pemenuhan kebutuhan cairan tubuh, serta pembatasan aktivitas luar ruang yang terpapar langsung sinar matahari, terutama pada periode siang hari.

Selain itu, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan dan menerapkan pengelolaan air secara hemat, khususnya di wilayah yang telah mulai terdampak kondisi kemarau.

“Di sisi lain, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang juga perlu diwaspadai, khususnya pada siang hingga malam hari di sejumlah wilayah. BMKG merekomendasikan agar masyarakat terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG dan tetap menjaga kesiapsiagaan dalam menghadapi dinamika cuaca dan iklim yang terus berkembang,” imbaunya.

(cip)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |