Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI, Agus Setiawan, menyoroti tunjangan anggota DPR RI yang tinggi di tengah lesunya kondisi ekonomi rakyat. Ia mengaku khawatir akan kebijakan yang menciptakan kesenjangan di publik.
"Kami sebagai bagian daripada warga negara yang sebetulnya khawatir, kira-kira kita ke depan itu kondisi ekonominya seperti apa ya?" ujar Agus dalam audiensi dengan pimpinan DPR, Ruang Abdul Muis, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mengatakan tunjangan bagi anggota DPR justru membuat sedih hati rakyat. Ia menyoroti banyaknya PHK hingga daya beli di masyarakat yang menurun.
"Di tengah masyarakat rentan, menderita, di-PHK, ekonomi lesu, daya beli masyarakat menurun, kok bisa ada wakil rakyat yang justru kabarnya tunjangannya dinaikkan dan ketika ada kabar tersebut, terjadi simbolisasi joget-joget, yang kemudian membuat hati kami sedih bapak-bapak sekalian," katanya.
Agus menilai rakyat hanya dimanfaatkan oleh anggota dewan pada momen pemilu. Padahal, semestinya, kata dia, setiap aspirasi publik harus diwakilkan oleh anggota dewan.
"Kami seakan-akan, kami dimanfaatkan di setiap momen pemilunya saja. Dengan berbagai janjinya, tetapi ketika sudah duduk di kursi yang enak ini bapak-bapak dan ibu sekalian seakan-akan melupakan kami sebagai bagian dari rakyat yang harusnya diwakilkan di setiap pertemuan rapatnya," imbuhnya.
DPR Terima Mahasiswa
Pimpinan DPR RI menerima aspirasi mahasiswa sore ini. Mereka mendengarkan aduan soal kondisi demonstrasi yang ada di Indonesia hingga masalah tunjangan anggota DPR RI.
Pantauan detikcom di Ruang Abdul Muis, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025), tiga pimpinan DPR, yakni Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Saan Mustopa, dan Cucun Ahmad Syamsurijal, menerima sejumlah mahasiswa. Pertemuan antara pimpinan Dewan dan mahasiswa berlangsung sejak pukul 14.30 WIB.
Tampak sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas hadir di momen ini. Mereka di antaranya dari Universitas Indonesia, Universitas Trisakti, Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU), Universitas Veteran Jakarta, hingga Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
(dwr/maa)