Jakarta -
Anggota DPR RI Bambang Soesatyo mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto yang mengadakan lawatan ke China di tengah sorotan publik atas merebaknya aksi unjuk rasa di sejumlah kota di Indonesia. Kehadiran Prabowo di panggung diplomasi dunia dinilai sangat penting untuk menjaga kepercayaan internasional terhadap stabilitas Indonesia.
"Pesan yang ingin ditegaskan Presiden Prabowo kepada dunia adalah bahwa Indonesia tetap aman, tetap stabil, dan tetap terbuka bagi kerja sama internasional. Lawatan ini sekaligus menunjukkan bahwa pemerintahan baru tidak terguncang oleh dinamika dalam negeri. Justru inilah saatnya menampilkan Indonesia sebagai negara besar yang dewasa dalam berdemokrasi," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (4/9/2025).
Hal ini ia sampaikan saat memberikan kuliah Pascasarjana (S2) Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan, secara daring, di Jakarta, Rabu (3/9) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua MPR RI ke-15 ini menjelaskan, sejak resmi dilantik pada 20 Oktober 2024, Prabowo telah bergerak cepat meneguhkan kembali posisi Indonesia di percaturan global. Presiden Prabowo tercatat telah melawat ke berbagai negara strategis, mulai dari kawasan Eropa, Timur Tengah, Asia, hingga Amerika. Seluruh lawatan itu memperlihatkan keseriusan Indonesia memperkuat jejaring kemitraan global.
"Strategi diplomasi langsung yang ditempuh Prabowo melanjutkan tradisi politik luar negeri bebas aktif yang telah menjadi ciri khas Indonesia sejak era Presiden Soekarno. Politik non-blok dan bebas aktif bukan sekadar jargon, melainkan instrumen nyata untuk menjaga kemandirian bangsa sekaligus membuka ruang kerja sama dengan semua pihak," tegas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan, dampak diplomasi langsung Prabowo bukan hanya soal politik luar negeri, melainkan juga menyangkut ekonomi nasional. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi investasi asing pada triwulan II 2025 masih tumbuh positif, meski diwarnai dinamika sosial dalam negeri.
Salah satu faktor yang memengaruhi kepercayaan investor adalah kepastian Indonesia tetap dihormati dan dipandang stabil di mata dunia.
"Itulah mengapa lawatan Presiden ke Tiongkok kali ini krusial. Karena Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia dengan nilai perdagangan mencapai lebih dari USD 127 miliar pada tahun 2024. Menjaga hubungan baik dengan Beijing berarti menjaga denyut nadi perekonomian nasional," kata Bamsoet.
Ketua DPR RI ke-20 ini menambahkan, diplomasi langsung Prabowo harus dipahami sebagai strategi membangun trust building di tengah krisis geopolitik dunia. Ketika banyak negara terjebak dalam polarisasi akibat perang Rusia-Ukraina atau ketegangan di Laut China Selatan, Indonesia hadir sebagai penyeimbang yang kredibel.
"Kita tidak bisa hanya bicara dari Jakarta. Dunia perlu melihat langsung komitmen Presiden Indonesia yang hadir di meja perundingan, berbicara dari hati ke hati dengan para pemimpin dunia. Itulah cara kita menjaga posisi Indonesia sebagai middle power yang disegani," pungkas Bamsoet.
Simak juga Video: Momen Prabowo Hadiri Parade Peringatan 80 Tahun Pemerintahan China
(anl/ega)
