Abdul Mu'ti: Generasi Emas Indonesia Bisa Dibentuk melalui Ketaatan Dalam Ibadah Puasa

1 week ago 9

loading...

Mendikdasmen Abdul Muti menilai, generasi emas Indonesia bisa dibentuk melalui ketaatan dalam ibadah puasa. Foto/SindoNews

JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menilai, generasi emas Indonesia bisa dibentuk melalui ketaatan dalam ibadah puasa. Sebab, ibadah puasa mendidik manusia untuk menahan diri dan tidak rakus.

Hal itu disampaikan Abdul Mu'ti saat mengisi ceramah dalam Program Mimbar Ramadan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (1/3/2025) malam. Ceramah itu disampaikan Abdul Mu'ti sebelum memulai salat tarawih.

"Generasi emas Indonesia itu adalah generasi yang cerdas, dalam bahasa lain disebut sebagai knowledgeable person, manusia yang serba tahu, generasi yang beriman yang memiliki ketakwaan, karena kunci kemuliaan manusia, kunci kejayaan bangsa menurut Al-Qur’an adalah mereka yang beriman dan berilmu pengetahuan," kata Mu'ti.

Baca Juga

 Puasa Erat Kaitannya dengan Tujuan Didirikannya Negara dan Pendidikan Nasional

Selain itu, generasi emas Indonesia itu memiliki kapasitas, skill tinggi, terampil dan serba bisa. Dengan begitu, generasi emas Indonesia bisa mandiri dan mampu memanfaatkan kekayaan alam menjadi sumber rezeki dan menjadi sumber pendapatan yang meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kemakmuran bangsa.

"Kemudian ketiga, generasi emas Indonesia itu adalah yang humble, generasi yang memiliki sikap rendah hati, bukan generasi yang sombong, bukan generasi yang takabur, tetapi generasi yang senantiasa menciptakan kemaslahatan di muka bumi," katanya.

Baca Juga

3 Perwira TNI AL Resmi Jabat Danlanal, Ini Nama-namanya

Kendati demikian, Abdul Mu'ti mengatakan, generasi emas Indonesia itu bisa dibentuk melalui ibadah puasa. Pasalnya, ibadah puasa mendidik manusia untuk menjadi lebih bijaksana sepeti menahan diri, tak rakus, dan senantiasa bersyukur.

"Generasi emas ini bisa dibentuk, karena puasa melatih dan mendidik kita untuk menjadi manusia yang mampu menahan diri, manusia yang tidak rakus, manusia yang merasa cukup dengan apa yang kita konsumsi dan bersyukur dengan apa pun yang kita miliki, kemudian berusaha meningkatkannya dengan berderma dengan seksama," ucapnya.

(cip)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |