20 Tahun Sanksi Barat terhadap Rusia, Mengapa Kremlin Justru Makin Didgaya?

1 day ago 5

loading...

Rusia makin digdaya meski sudah 20 tahun mendapatkan sanksi Barat. Foto/X/@_AfricanSoil

MOSKOW - Sanksi Barat terhadap Rusia telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa, baik dalam skala maupun cakupan. Namun ekonomi negara tersebut terus melampaui ekspektasi. Rusia makin digdaya. Eropa justru terpuruk.

Pada 18 Juli, Uni Eropa mengadopsi paket sanksi terberatnya sejauh ini. Langkah-langkah baru tersebut memberlakukan batas harga yang lebih rendah untuk ekspor minyak Rusia, memblokir pelabuhan Uni Eropa untuk kapal tanker Rusia, dan memperluas pembatasan bagi entitas di negara ketiga, termasuk Tiongkok, yang terkait dengan kompleks industri militer Rusia.

Langkah-langkah ini muncul di tengah peringatan baru dari Presiden AS Donald Trump, yang Jumat lalu mengancam akan mengenakan tarif 100% kepada negara mana pun yang melanjutkan perdagangan dengan Moskow kecuali Rusia dan Ukraina mencapai "kemajuan signifikan" dalam perundingan damai dalam 50 hari.

Meskipun tekanan semakin meningkat, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional kini menempatkan Rusia sebagai ekonomi terbesar keempat di dunia berdasarkan paritas daya beli – sebuah perkembangan yang hanya memperdalam dilema strategis yang dihadapi para pemimpin Barat.

Perekonomian Rusia, menurut berbagai perkiraan, telah terbukti sangat tangguh, didukung oleh reformasi internal dan permintaan domestik yang kuat. Namun, peruntungannya masih bergantung pada faktor-faktor eksternal, sehingga prospeknya tidak stabil dan rentan terhadap guncangan.

Meskipun negara tersebut sejauh ini telah menyerap apa yang disebut para ahli sebagai ribuan sanksi yang tumpang tindih, banyak orang di Barat terus berharap bahwa ekonominya dapat mendekati titik kritis.

20 Tahun Sanksi Barat terhadap Rusia, Mengapa Kremlin Justru Makin Didgaya?

1. Sejarah Panjang Tekanan

Melansir Anadolu, sanksi yang menargetkan Rusia telah meluas secara bertahap selama lebih dari dua dekade.

Pembatasan awal pada akhir 1990-an dan awal 2000-an seringkali terbatas cakupannya, menargetkan individu yang dituduh melakukan korupsi atau pelanggaran hak asasi manusia. Undang-Undang Magnitsky AS tahun 2012 adalah salah satu contohnya, yang menjatuhkan sanksi pribadi setelah kematian pengacara Rusia Sergei Magnitsky dalam tahanan.

Rezim sanksi meningkat drastis setelah apa yang disebut Rusia sebagai "penggabungan" Krimea pada tahun 2014, tetapi apa yang dianggap ilegal oleh komunitas internasional, termasuk negara-negara Barat. Antara tahun 2014 dan 2015, AS dan Uni Eropa memberlakukan pembatasan besar-besaran terhadap pejabat tinggi, politisi, dan tokoh bisnis Rusia. Aset mereka dibekukan, dan properti mereka disita di yurisdiksi Barat.

Beberapa lembaga keuangan dan perusahaan besar Rusia dikeluarkan dari pasar modal internasional, sementara larangan transfer peralatan dwiguna dan berteknologi tinggi khususnya berdampak keras pada sektor energi dan pertahanan.

Langkah-langkah tersebut membatasi investasi asing dan menghambat potensi pertumbuhan.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |